Senin, 25 Maret 2013

Pembangunan GOR dan Terminal Jadi Bahan Pertanyaan Masyarakat Awam



“Menjelang akhir masa jabatannya, akankah Heru Djahjono yang mempunyai keahlian dalam perencanaan dan pembangunan juga pernah memimpin di dinas PUBMCK akan meninggalkan beberapa gedung yang belum selesai pengerjaannya dengan nilai milyar’an rupiah”.


Tulungagung (PELITA)-  Masih berdiri dengan tegapnya dua bangunan di Tulungagung yang berada di jalur propinsi antara Kab. Blitar dan Trenggalek, tetapi disisi lain dengan tegak berdirinya bangunan ternyata belum selesainya pembangunannya yang meninggalkan bahan pertanyaan. Tak hanya masyarakat menengah keatas saja yang mebicarakan proses pembangunan dua gedung tersebut, tetapi banyak masyarakat kalangan menengah kebawah juga ikut mengkritisi bak pengamat yang sudah profesional dengan menggunakan bahasa-bahasa awam mereka.
Dari pembangunan GOR (Gedung Olah Raga) yang berada di depan bekas Rumah Sakit Darma Medika itu memang terlihat sudah gagah berdiri, tetapi pembangunannya bisa dibilang sangat terlantar dan bisa dilihat dengan tidak adanya pekerja yang melakukan aktifitas. Itulah yang menjadi bahan pembicaraan masyarakat yang mempunyai kesenangan dalam ber-olah raga, menurut salah satu masyarakat yang gemar olah raga dan tak mau menyebutkan namanya mengatakan laiyo, kapan lo dadine Gedung kui kok ga mari-mari lek nggarap,,jane kapan mulai  garap’e trus mari’ne kapan, kok ga jelas jluntrungane to Mas,opo anggarane wes entek disek” maksudnya: (laiya, kapan jadinya gedung itu kok tidak selesai-selesai mengerjakannya,,sebenarnya kapan mulai mengerjakan dan kapan selesainya, kok tidak jelas arahnya to Mas, apa anggarannya sudah habis dulu).
Sedangkan pembangunan terminal tamba amburadul, pembangunan Kantor DISHUBKOMINFO sudah selesai tetapi pembangunan terminal belum selesai pengerjaannya hingga menjadikan masyarakat sekitar, masyarakat pengguna jalan, pedagang terminal dan masyarakat  pengguna kendaraan umum tersebut banyak yang merasa resah, pasalnya terminal bayangan yang berada di utara perempatan gledug tersebut semakin semrawut hingga membuat kemancetan jalan bahkan hanya beberapa orang dari DISHUBKOMINFO saja yang ditugaskan berada di lokasi untuk mengatur kemacetan. Berdasarkan keterangan Arif selaku pengguna jalan umum menyampaikan “ tiap hari jalur itu macet mas, seharusnya dari pihak kepolisian juga ikut menertibkan kemacetan jalur itu, bukannya hanya dua atau tiga orang dari Dinas Perhubungan saja yang mengatur lalu lintas”. Seharusnya kepolisian juga harus tanggap dengan kemacetan lalu lintas di situ”tegasnya.
Bahkan para pedagang terminalpun juga merasakan kesulitan dalam melakukan aktifitas dalam melakukan mata pencahariannya tiap hari, hingga mereka melakukan kegiatan apa saja yang penting mendapatkan uang dan bisa buat makan untuk kesehariannya. Sesuai keterangan dari Nadir salah satu dari pedagang tersebut menjelaskan bahwa dengan kali mulai di bangunnya terminal mereka merasa resah yang dikarenakan belum selesai-selesainya pembangunan terminal. “ hoalaahhh Mas, terminal kok gak mari-mari lek garap,,aku iki yo butuh mangan bendino, lek gak iso dodolan maneh trus aku opo kon mangan watu, wes enek 6 sasi aku ga dodolan mas, dadi sembarang penggawean tak lakoni ngene iki penting iso mangan disek”. (hoalaahhh Mas, terminal kok endak selesai-selesai pengerjaannya,,saya ini juga butuh makan tiap hari, kalau gak jualan lagi trus saya apa di suruh makan batu, sudah 6 bulan saya ga jualan mas, jadi semua pekerjaan saya jalani kalau seperti ini yang penting bisa makan dulu).
dengan belum selesainya dua pengerjaan gedung tersebut ternyata banyak masyarakat yang merasa dirugikan, dan bahkan jika masih lama masyarakat siap menggelar demo untuk menuntut diselesaikannya dua gedung tersebut secepatnya.(ap)
 

1 komentar: