Senin, 14 Januari 2013

Kinerja Dikbud Bobrok, Nama Baik Heru Tjahjono Tercoreng di Akhir Kepemimpinan

TULUNGAGUNG(PELITA)
Dari beberapa permasalahan yang ada di Kab.Tulungagung khususnya Dinas Pendidikan sangat-sangat memprihatinkan, hingga kini menjadi sorotan dari berbagai kalangan masyarakat yang menanyakan tentang peningkatan kwalitas dan mutu pendidikan yang tak sepadan dengan Biaya yang di keluarkan, sesuai kete-rangan dari “Parno” salah satu wali murid di salah satu SMPN di wilayah tulungagung menyampaikan bahwa ”biaya yang di keluarkan sangat tinggi dengan alasan untuk biaya ini-itu, tetapi dalam kwalitas pendidikan tetap begitu-begitu saja tanpa ada peningkatan baik fisik sekolah maupun tingkat mentalitas dan tingkat kepandaian”.
Tidak hanya itu, banyak adanya bentuk-bentuk kelakuan siswa didik yang tidak layak dan pantas malah terjadi di Tulungagung, beberapa contoh dengan adanya perkelahian siswa bahkan siswi dengan mengatasnamakan GENG dan Video mesum yang juga menyebar di Tulungagung bahkan sampai ke Daerah lain. Sesuai Keterangan yang di sampaikan olek Ketua LSM Kahuripan Dardiri, “pendidikan anak di sekolah tergantung dari bagaimana Guru menberi contoh kepada Murid,,Gurunya aja banyak yg di duga melakukan perbuatan tidak terpuji dengan istri atau suami orang,  terus bagaimana dengan siswa didik yang mengetaui karakter dan perbuatan Gurunya”, katanya.
Selain itu Pelita pernah memberitakan permasalahan rekening gendut kepala sekolah yang “melacurkan” diri dari kegiatan rutin studi tour, dimana ketika musim libur sekolah dalam kegiatan studi tour acap kali dijadikan bisnis sampingan oleh para kepala sekolah secara berkelompok untuk menumpuk pundi-pundi kekayaan pribadi. Kesimpulannya bukan dijadikan bahan evaluasi malah dijadikan program aji mumpung. Di issukan contoh lain antara kabag pembangunan dan panitia lelang sama-sama “melacur” pengadaan galvalum dalam rangka rehab bangunan gedung SD di Kabupaten Tulungagung dimana betul sesuai bestek dan juklak-juknis, akan tetapi kwalitas dikurangi serta diduga terjadi nepotisme dalam pemenangan pengadaan galvalum tersebut, sehingga terciptanya kroni-kroni korupsi yang menggerogoti hak-hak rakyat.
Dalam hal ini melihat kwalitas pengganti dari kepala dikbud yang baru “setali tiga uang” kualitasnya, bahkan bisa saja lebih buruk dari yang sudah-sudah, seperti disampaikan pemerhati tingkah laku pejabat publik, Ali Mashar, ”Oalah mas nanti pejabat dibawahnya diajari sembunyikan simpanan yang banyak”.
Selain itu apabila kinerja kejaksaan dalam menindaklanjuti permasalahan yang menyangkut nama baik stage holder Tulungagung tidak terselesaikan, maka atas nama LSM Pelita akan membawa pemasalahan ini kepada Kejaksaan Tinggi dan Polda Jatim. (Red)

1 komentar: