TULUNGAGUNG – Inilah kondisi saat ini yang dialami oleh sebagian besar
petani palawija di Tulungagung yang berada di pinggir sungai brantas. Sebagian
besar dari mereka resah dengan adanya aktifitas sedot pasir di sepanjang sungai
brantas. Hal inilah yang membuat resah para petani palawija di Tulungagung yang
berada di pinggir sungai brantas karena tanaman palawija yang merka tanam
selama bertahun – tahun dan yang menjadi salah satu mata pencaharian oleh
masyarakat Tulungagung yang tinggal di sekitar pinggir sungai brantas akhir –
akhir ini tidak dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal seperti biasanya
karena dampak dari aktifitas sedot pasir yang ada di sepanjang sungai brantas.
Saat dikonfirmasi
oleh wartawan PELITA sebagian besar petani palawija di Tulungagung yang berada
di pinggir sungai brantas mengeluh karena tanaman palawija yang meraka tanam
akhir – akhir ini tidak dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal seperti
biasanya, hal itu disebabkan oleh faktor pengairan. Karena akhir – akhir ini
sebagian besar petani palawija Tulungagung yang tinggal di pinggir sungai
brantas kesulitan untuk mengairi lahanya.Sedangkan untuk dapat mengairi
lahannya para petani palawija Tulungagung yang tinggal di pinggir sungai
brantas harus menggunakan mesin pemompa air untuk dapat mengairi lahannya.
Selain itu petani palawija Tulungagung yang tinggal di pinggir sungai brantas
juga harus menggali tanah sedalam 2 – 3 meter untuk meletakkan pompa air. Selain
itu pula sebagian besar petani palawija Tulungagung yang tinggal di pinggir
sungai brantas tidak memiliki mesin pemompa air.
Harapan
dari petani palwija Tulungagung yang tinggal di pinggir sungai brantas supaya
pemerintah segera turun tangan untuk mengatasi permasalahan ini agar kondisi
tidak semakin parah.
BalasHapusArtikel yang bermanfaat untuk kami. Butuh motor hubungi kami. Jika mas mau beli motor baru dan tinggal di area Tulungagung,Kediri dan Trenggalek. Bisa wa kami 085 872 760 350