Minggu, 25 November 2012

Sedot Pasir Resahkan Petani Palawija Di Pinggir Sungai Brantas


TULUNGAGUNG – Inilah kondisi saat ini yang dialami oleh sebagian besar petani palawija di Tulungagung yang berada di pinggir sungai brantas. Sebagian besar dari mereka resah dengan adanya aktifitas sedot pasir di sepanjang sungai brantas. Hal inilah yang membuat resah para petani palawija di Tulungagung yang berada di pinggir sungai brantas karena tanaman palawija yang merka tanam selama bertahun – tahun dan yang menjadi salah satu mata pencaharian oleh masyarakat Tulungagung yang tinggal di sekitar pinggir sungai brantas akhir – akhir ini tidak dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal seperti biasanya karena dampak dari aktifitas sedot pasir yang ada di sepanjang sungai brantas.
            Saat dikonfirmasi oleh wartawan PELITA sebagian besar petani palawija di Tulungagung yang berada di pinggir sungai brantas mengeluh karena tanaman palawija yang meraka tanam akhir – akhir ini tidak dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal seperti biasanya, hal itu disebabkan oleh faktor pengairan. Karena akhir – akhir ini sebagian besar petani palawija Tulungagung yang tinggal di pinggir sungai brantas kesulitan untuk mengairi lahanya.Sedangkan untuk dapat mengairi lahannya para petani palawija Tulungagung yang tinggal di pinggir sungai brantas harus menggunakan mesin pemompa air untuk dapat mengairi lahannya. Selain itu petani palawija Tulungagung yang tinggal di pinggir sungai brantas juga harus menggali tanah sedalam 2 – 3 meter untuk meletakkan pompa air. Selain itu pula sebagian besar petani palawija Tulungagung yang tinggal di pinggir sungai brantas tidak memiliki mesin pemompa air.
            Harapan dari petani palwija Tulungagung yang tinggal di pinggir sungai brantas supaya pemerintah segera turun tangan untuk mengatasi permasalahan ini agar kondisi tidak semakin parah.

1 komentar: