Minggu, 26 Mei 2013

Langkah Drs. Maksum Ketua PPAI Kecamatan Pademawu Melawan Fitnah Jahanam

PAMEKASAN (PELITA): menanggapi tudingan miring atas dirinya yang diduga telah melakukan pemotongan dana fungsional sebagian guru di Kecamatan Pademawu, Drs. Maksum selaku ketua Pengawas Pendidikan Agama Islam (PPAI) Kecamatan Pademawu membantah tegas tidak melakukan, bahkan menyerang balik nara sumber yang tidak jelas dalam pemberitaan di salah satu Media Cetak Harian Madura.
Dari hasil investigasi koran ini, saudara Drs. Maksum yang didampingi beberapa dewan guru saat dikonfirmasi pemburu berita di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Mathaliul Ulum 1 (22/05) desa Pademawu Timur menuturkan, tudingan miring atas dirinya yang dilancarkan oleh nara sumber yang tidak jelas dalam salah satu media cetak harian madura dimaksud  adalah suatu perbuatan yang dhalim, bahkan fitnah jahanam. Katanya!

Dan katanya lagi, bagaimana saya dapat melakukan pemotongan dana fungsional guru mas..s? kalau mikanisme pendistribusiannya dilakukan oleh pihak Bank dengan mendasarkan pada buku rekening  penerima dana fungsional itu sendiri dan diterima langsung oleh masing-masing penerima dana fungsional itu sendiri. Jelasnya!
Lagi katanya, tidak menutup kemungkinan saudara Maksum akan menempuh langkah-langkah hukum untuk mencari keadilan. Karena, perbuatan yang telah dilakukan oleh nara sumber yang tidak jelas itu, telah menimbulkan dampak pencemaran nama baik atas dirinya, institusi tempat Maksum mengabdi dan dampak psikologis pada keluarganya. Kesalnya!
Kalau identitas nara sumber saja bersembunyi dibalik topeng, maka”hati dan fikirannya patut dipertanyakan mas..s? ada indikasi, orang yang tidak jelas itu mempunyai kepentingan-kepentingan tertentu yang buruk pada diri saya, dan nara sumberdimaksud patut dijuluki orang yang pengecut. Sindirnya!  
Terkait dengan adanya isu pemotongan dana fungsional guru NON PNS di Kecamatan Pademawu yang dilakukan oleh saudara Maksum, PELITA GROUP sempat melakukan konfirmasi dengan  saudara Gani, S.Pd.Idi kediamannya desa Lawangan  Dayaselaku ketua Ikatan Guru Raudlatul Athfal(IGRA) Kecamatan Pademawu (23/05). Dengan santainya Ganimemaparkan, sampai saat ini dirinya belum pernah menerima keluhan dari guru-guru penerima dana fungsional NON PNSyang dilakukan pemotongan, katanya!
Dan katanya lagi, kalau ada yang berani memotong dana fungsional guru NON PNS di Kecamatan Pademawu, pasti kami akan rame-rame dan saya akan berdiri di GARDA paling depan,  mas..s. Dipotong-potong kayak tali aja. Candanya!
Disentuh kedekatannya dengan saudaraMaksum selaku ketua PPAI di Kecamatan Pademawu, Ketua IGRA mengaku kenal dengan saudara Maksum laksana guru dan murid. Masak saya gak kenal dengan pembina saya mas? Tambahnya!
Selanjutnya, Gani tidak menampik organisasinya mempunyai kas keuangan yang bersumber dari anggotanya yang terdiri dari guru-guru. Tetapi sumber dana dimaksud dihimpun secara suka rela, bahkan ada yang tidak memberi juga tidak apa-apa. Adapun dana yang dihimpun IGRA diperuntukkan sebagai peningkatan mutu pendidikan, dengan menggelar pertemuan-pertemuan mingguan/bulanan, dan saudara Maksum selaku pembinanya, imbuhnya!
Ditemui koran ini di Base Camenya Lembaga Pengawas Korupsi dan Pemantau Penegak Hukum Indonesia (LPK-P2HI)didesa Murtajih (24/05), Bakorwil Madura LPK-P2HI Ir.H. Rahmatullah,MM melalui sekjennya Abdul Mukti yang didampingi Tim Investigasinya mengatakan,”Beberapa waktu lalu lembaganya memang telah berkoordinasi dengan Lembaga Perlindungan Konsumen dan Pelaku Usaha (LPK-PU), dan telah melakukan monitoring di beberapa sekolah di bawah naungan Kementerian Agama, khususnya Kecamatan Pademawu.
Kemudian, investigasi dimaksud terkait dengan adanya pemberitaan dari salah satu media cetak harian Madura beberapa waktu lalu yang membeberkan adanya dugaan pemotongan dana fungsional guru NON PNS di Kecamatan Pademawu yang dilakukan oleh saudaraMaksum selaku ketua PPAI/pembinanya.
Selanjutnya Abdus Salam selaku pentolan dari LPK-PU menambahkan,”Begini mas-begini mas, setelah kami menindaklanjuti informasi dimaksud, Jauh Panggang Dari Api. Karena sampai saat ini Tim Investigasi kami belum menemukan bukti-bukti yang menguatkan adanya dugaan pemotongan dana fungsional dimaksud, lebih-lebih dalam pemberitaan surat kabar dimaksud tidak mencantumkan nama/inisial nara sumber yang jelas, hingga  berpotensi menimbulkan dugaan,” Nara sumber terkesan mencari sensasi dan upaya-upaya penghambatan program pemerintah”, pungkasnya!(a.salam)

1 komentar: